Jiwa Lembaga Kemahasiswaan (ditulis tanggal 13 Juni 2010)

Berawal dari awal januari 2010, saya berkenalan dengan seseorang yang juga berasal dari kota yang sama dengan saya. Dia dulu waktu mahasiswa dan aktivis yang sangat disegani waktu kuliah di tanah Jawa. Mengetahui hal tersebut, saya sering bercerita mengenai organisasi kampus, terutama LK. Sering pula saya meminta nasehat pada beliau dalam berorganisasi dab dia selalu rela meluangkan waktunya dengan senang hati, walaupun Cuma lewat sms.

Sampai kepada awal maret, dia berkata “berdasarkan cerita kamu, LK adalah organisasi yang maju di kalangan mahasiswa di Indonesia dalam bentuk organisasi. Tapi LK kalian sedang menghadapi masalah yang besar dan rumit”. Saya terkejut mendengar hal tersebut, karena menurut saya tidak ada masalah yang serius, karena kebanyakan masalah hanya dalam ranah teknis atau mekanisme organisasi.

Saya bertanya kepada dia kiranya masalah besar apakah yang LK hadapi. Teman tersebut malah balik bertanya, “sebelum kamu masuk LK, apakah yang kamu cari tahu tentang LK? Apa tujuan kamu masuk LK?” dengan mudah saya menjawab” tujuan saya masuk LK adalah belajar berorganisasi, jadi yang pertama kali saya cari ketika masuk LK adalah fungsi dan peran LK sendiri”. Teman tersebut mengatakan bahwa saya tahu apa tujuan saya masuk organisasi, tetapi dia bertanya “apakah kamu tahu tujuan dari organisasi yang kamu masuki? Apakah kamu tahu dasar dari organisasi yang kamu masuki? Saya terdiam, tidak bisa menjawab.

Saya terdiam, untuk waktu beberapa hari saya tidak pernah berhubungan lagi dengan teman tersebut. Saya berusaha mencari jawaban dari dua pertanyaan terakhir yang dia ajukan. Saya berusaha dengan membaca, berbagai tulisan mengenai LK, berdiskusi dan berusaha memahami keberadaan LK di UKSW. Selama berhari-hari saya hanya berusaha untuk hal tersebut.

Ketika saya sudah mendapatkan titik terang dari jawaban tersebut, saya bertanya kembali kepadan teman saya “seberapa penting saya tahu tujuan dan dasar organisasi? padahal hal tersebut sangat abstrak dan bisa saja sukar dipahami” diam menjawab “sangat penting! Dasar dan tujuan tersebut adalah arah dan pedoman organisasi untuk bergerak. Dasar dan tujuan tersebut tidak hanya dilakukan tetapi harus dikhayati organisasi, dan juga orang-orang di dalamnya”.

Saya tertegun. Selama ini saya Cuma tau fungsi dan peranan. Empat tahun ber-LK saya tidak mengerti bahkan paham dasar dan tujuan dari UKSW, yang merupakan dasar dan tujuan dari LK pula sebagai bagian dari UKSW. Empat tahun hanya berkutat pada masalah teknis dan mekanisme, tanpa mengerti hendak ke mana LK sebenarnya harus berjalan. Hal ini membuat saya merasa harus memahami kembali, apa yang menjadi dasar dan tujuan UKSW.

Saya sedikit demi sedikit memahami, walau Cuma dengan kemampuan saya yang terbatas, saya tetap berusaha. Semakin saya mencoba memahami dasar dan tujuan UKSW, makin banyak pertanyaan yang muncul terutama dengan melihat keadaan UKSW sekarang, khususnya LK. Apakah UKSW, khususnya LK saat ini sudah sesuai dengan dasar dan tujuannya?

Banyak program yang direncanakan, baik LK maupun di tingkat universitas. banyak kegiatan dan mimpi yang diungkapkan para pimpinan universitas, yang bahkan bisa membuat kita tercengang-cengang kagum mendengarnya. Hal luarbiasa yang bisa melambungkan, mengangkat nama UKSW. Rencana-rencana yang membuat UKSW bisa dikenal dimana-mana.

Memang semua itu adalah hal-hal yang baik, dan demi nama UKSW. Tetapi apakah semuanya sudah memperhatikan dasar dan tujuan UKSW? Lalu bagaimana dengan keadaan sekarang, apakah sudah sesuai dengan dasar dan tujuannya? Lebih lanjut, apakah fungsionaris-fungsionaris LK sudah memperhatikan dasar dan tujuan tersebut dalam menjalankan LK sebagai suatu pedoman nilai?

Memang bukanlah hal yang tidak diperkenankan merencanakan atau memikirkan rencana-rencana tentang LK, bahkan UKSW untuk dikenal orang banyak. Tetapi jangalah sampai melupakan dasar dan tujuan yang telah ditetapkan. Bisa dibayangkan apabila dasar dan tujuan tersebut dilupakan, terutama oleh orang-orang di dalam UKSW, khususnya LK, semuanya berjalan bagaikan manusia tanpa jiwa. Bisakah kita semua melihat betapa mengerikannya apabila UKSW berjalan tidak sesuai dengan apa yang sebagaiman mestinya?

Saya pernah bertanya kepada beberapa orang fungsionaris LK. “apa yang pertama kamu lakukan ketika kamu hendak/sebelum masuk LK? Banyak sekali jawaban yang saya dapat. Jawaban tersebut mulai dari berapa poin yang didapat, mencari tahu tugas dan peranan, keuntungan masuk LK, berapa banyak cewek atau cowok cantik yang ikut LK dan masih banyak lagi. Kesemuanya itu saya akhiri dnegan pertanyaan “pernahkah terpikir, untuk mencari tahu dan memahami dasar dan tujuan UKSW, sebagai tujuan dan dasar juga bagi LK yang merupakan salah satu bagian UKSW?”.

Mungkin sudah banyak yang melupakan nilai dan dan dasar UKSW. Banyak pula yang mungkin mengerti dan memahaminya, tetapi tidak mau tau, tidak mengkhayati, bahkan tidak perduli dengan nilai tersebut, baik sadar maupun tidak sadar. Ada istilah “kacang lupa kulitnya”. Janganlah kita semua menjadi seperti pepatah tersebut. LK harus kembali menjadi “LK yang sesungguhnya” dan berjalan sesuai dengan dasar dan tujuannya. Semua itu bukanlah mimpi belaka. Semua itu bisa diwujudkan, apabila seluruh sivitas akademika UKSW sadar, memahami, dan mengkhayati dasar dan tujuan universitas sendiri. Tentunya hal ini bukanlah hanya dilakukan secara individu tetapi secara kolektif.

LK sendiri jadilah “terang dan garam” yang dimulai di dalam UKSW. LK jadilah bagian yang sadar akan keberadaan, walaupun di tengah berbagai situasi, politik dan pertentangan di dalam kampus. Selaku seorang akademisi, dan orang yang mempunyai arah dan tujuan harus “berdiri teguh” ditengah berbagai cobaan dan tantangan saat ini. Tapi semua harus kembali lagi dijalankan bersama, bukan hanya secara individu saja, untuk mengembalikan “jiwa UKSW”.

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar