Pembangunan Ala Menara Gading : Fenomena Pembangunan Kalimantan Tengah (ditulis tanggal 28 November 2010)

pada masa sekarang banyak sekali fenomena yang bisa dilihat di masyarakat terkait dengan pembangunan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai bentuk dan ragam dalam pelaksanaan pembangunan terutama pembangunan daerah. Fenomena ini muncul terutama semenjak di laksanakannya otonomi daerah, dimana tiap provinsi memiliki kewenangan yang besar dalam melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing.

Semenjak berjalannya otonomi daerah di Indonesia ada beberapa aspek yang menonjol. Aspek tersebut adalah aspek pembangunan fisik dan ekonomi. Kedua aspek baik secara sadar maupun tidak sadar dilaksanakan oleh hampir seluruh pemerintahan daerah di Indonesia. Tidak hanya sampai disitu, kedua aspek ini seolah-olah menjadi suatu indicator penting dan seakan mengalahkan faktor lain di dalam pembangunan. Ekonomi yang maju dan bangunan fisik yang sangat berkembang dinilai sebagai suatu kemajuan bagi masyarakat.

Proses pembangunan yang digambarkan di atas juga tampak berlaku bagi pembangunan yang di laksanakan di Kalimantan Tengah. Seringkali yang tampak dari pembangunan adalah ukuran fisik dari bangunan serta sarana dan prasana yang didirikan. Hal ini tentunya tidak bertentangan dengan apa yang disebut dengan pembangunan, mengingat bahwa pembangunan sendiri memiliki artian yang sangat luas. Luasnya artian dari pembangunan ini sendiri pada akhirnya membuat banyak pilihan bagi pelaksana pembangunan untuk mengambil focus dalam pembangunan itu sendiri.

Luasnya artian dari pembangunan sendiri tidak berarti bahwa pelaksana pembangunan sendiri dapat dengan bebas memilih focus dari pembangunan sekehendak hati. Focus dari pembangunan sendiri tentunya harus mempertimbangkan keseluruhan aspek yang ada di masyarakat, sehingga dapat tercapai pembangunan yang tepat sasaran. Dalam hal ini pemerintah Kalteng sebagai pelaksana pembangunan seharusnya dapat melihat berbaga pertimbangan penting dalam menentukan focus pembangunan, dengan catatan pembangunan tersebut memang bertujuan untuk kemajuan dalam masyarakat secara merata.

Kalteng sendiri adalah daerah yang memiliki sumber daya alam yang begitu besar dan begitu terkenal tidak hanya ditingkat nasional, tetapi juga internasional. Tidak hanya hutan dan luas wilayah yang besar dan luas, tetapi juga memiliki potensi lain seperti kandungan barang tambangnya yang besar. Sumber daya alam ini tentunya merupakan suatu aset yang bisa dijadikan modal untuk pembangunan, terutama untuk kesejahteraan masyarakat. Suatu aset yang begitu berharga tidak hanya bagi daerah tetapi juga bagi Negara Indonesia.

Kenyataan yang terjadi saat ini di Kalteng malah mengganjal. Sumber daya alam yang besar ternyata tidak menunjang Kalteng menjadi daerah yang bias mensejahterkan masyarakatnya. Hal ini tidak perlu ditinjau dari data statistic yang diolah BPS dan berbagai LSM yang ada. Kenyataan itu bisa ditemukan secara nyata di lapangan secara menyeluruh di Kalteng, tidak hanya pada daerah perkotaan tetapi juga di daerah pedesaan. Apakah yang menyebabkannya?

Paradigma Pembangunan : Mimpi Indah Yang Palsu

Hal yang sering terdengar dalam berbagai kampanye politik di Kateng adalah bagaimana memajukan daerah melalui pembangunan. Seruan itu sering pula terdengar dalam berbagai pidato atau dialog para pejabat-pejabat. Keadaan yang demikian menjadi seruan yang sangat biasa didengar masyarakat sehingga menjadi paradigma berpikir dari masyarakat Kalteng kebanyakan. Lebih dari itu, seruan itu juga tampak menjadi suatu janji manis kepada masyarakat.

Secara detail, ada berbagai janji yang diberikan kepada masyarakat. Janji tersebut terutama adalah janji kesejahteraan yang mengarah kepada pembangunan fisik yang seakan menjadi jalan keluar masyarakat dari keterpurukan kemiskinan. Memang janji tersebut banyak yang tidak berakhir sebagai janji belaka. Ada banyak janji yang dilaksanakan semisalnya pembangunan jalan, sarana kantor daerah dan lain sebagainya.

Tetapi yang menjadi masalah apakah itu semua adalah jalan keluar yang tepat? Berdasarkan realitas yang ada kita bisa melihat realitas yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Realitas ini adalah suatu bukti dari keberadaan pelaksanaan pembangunan di Kalteng yang sedang masalah besar. Realitas tersebut adalah masalah paradigma pembangunan, yang mempengaruhi pelaksanaan dari pembangunan itu sendiri.

Paradigma pembangunan yang berkembang di Kalteng sendiri adalah paradigma yang mengarah bahwa yang terpenting adalah masalah fisik dan ekonomi. Hal ini tidak dipungkiri lagi terutama melihat perkembangan dari perniagaan, investasi dan perkembangan fisik, terutama di daerah perkotaan. Pertanyaan, lalu bagaimana dengan aspek lainnya yang ada di masyarakat? Apakah pembangunan pada aspek fisik dan ekonomi bisa menjadi solusi pembangunan Kalteng?

Banyak aspek yang cukup terabaikan dalam pembangunan di Kalteng, mulai dari pendidikan, social, kesehatan, dan masih banyak lagi. Semua itu memang pernah masuk dalam janji manis para penguasa, tetapi pada kenyataannya tidak pernah pula menjadi perhatian utama. Sungguh hal yang patut disayangkan, karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam membangunmasyarakat, terutama membangun SDM yang berkualitas.

Pusat dari perhatian pembangunan di Kalimantan Tengah sendiri secara terstruktur mengarah menuju pembangunan fisik dan ekonomi. Paradigma pembangunan ekonominya sendiri adalah pertumbuhan ekonomi. Pembangunan yang demikian sebenarnya tidak bermasalah terutama pada masyarakat yang mapan dan siap terhadap pengaruh ekstenal. Semua ini terkait keberadaan berbagai kekayaan dan kebudayaan dari internal masyarakat itu sendiri yang dapat berguna untuk kemajuan masyarakat.

Sekali lagi, semua itu ditujukan untuk masyarakat yang sudah cukup mapan. Selain itu juga masyarakat tersebut mengerti dari apa yang dimaksud dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (yang pastinya melibatkan globalisasi di dalamnya). Tetapi apakah bisa dibayangkan apabila pembangunan tersebut digunakan pada masyarakat yang belum mapan? Tentunya bisa menjadi suatu bencana yang sangat besar , khususnya bagui masyarakat itu sendiri.

Reallitas masyarakat yang belum mapan untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sangat kental bisa dirasakan di Kalteng. Tetapi kenyataannya, pemerintah sendiri berusaha menggunakan model pembangunan tersebut. Tentunya fenomena yang muncul dan mudah sekali ditemukan di lapangan adalah berbagai masalah di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Kalteng. Masalah tersebut tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, tetapi juga sosial, politik, budaya dan lain sebagainnya.

Tentunya sangat penting memikirkan suatu model pembangunan yang tepat bagi masyarakat. Tetapi model tersebut tentu dipilih dengan pertimbangan yang sangat matang dan hati-hati. Jangan Cuma karena adanya janji-janji penguasa ketika berusaha mendapatkan kekuasaan, semua itu berusaha diwujudkan dengan sembrono. Kembali diwacanakan bahwa semua itu demi kesejahteraan masyarakat. Tetapi kesejahteraan yang seperti apa? Dan perlu bertanya kembali, kesejahteraan untuk siapa?

Semua janji dan pandangan tentang pembangunan oleh para penguasa tersebut bukanlah hal yang enteng. Semua itu pada akhirnya terinternalisasi dalam paradigma masyarakat. Paradigma itu sendiri pada kenyataannya Cuma menjadi suatu janji manis yag menjanjikan mimpi yang indah, tapi pada akhirnya hanya berupa janji kosong, mimpi yang dibentuk di masyarakat, tetapi menjadi mimpi palsu.

Pembangunan Ala Menara Gading

Berdasarkan pada teori, banyak sekali model pembangunan yang dapat dipakai dalam pembangunan masyarakat dan negara. Tidak hanya terbatas dari luar negeri, tetapi juga sudah mulai muncul model pembangunan yang datang dari dalam negeri. Penggunaan dari mdoel pembangunan itu sendiri tergantung dari keadaan dan situasi dari masyarakat atau negara itu sendiri.

Walaupun terdapat begitu banyak model pembangunan yang berkembang, tetapi semua itu tetap berdasarkan pada satu esensi yang sama. Semua model tersebut ada untuk dipergunakan mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Semua itu tidak bisa dipungkiri, karena pembangunan itu ada untuk masyarakat. Lebih dari itu, pembangunan tidak hanya ditujukan untuk menguntungkan beberapa pihak saja, tetapi keseluruhan masyarakat.

Pembangunan itu sendiri tidak selalu identik dengan keadaan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tidak pula diikuti dengan pembangunan fisik yang megah dan berdirinya berbagai bangunan besar dan bertingkat. Indikator pembangunan tersebut pada akhirnya hanya akan menutup realitas dari keberadaan masyarakat yang sebenarnya. Keberadaan yang sebenarnya lebih penting daripada sebongkah ”batu besar ”yang bertebaran di kota atau selembar ”kertas biru”.

Lalu bagaimana kenyataan dari pembangunan di Kalteng? Yang lebih terlihat adalah pembangunan fisik dimana-mana. Selain itu perputaran uang dan ekonomi makro lebih diperhatikan sehingga menambah besar keterpinggiran dari kesejahteraan masyarakat pada kelas menengah kebawah. Lalu apakah tersebut patut dikatakan sebagai suatu kesejahteraan? Ataukah berusaha membangun kesombongan di atas kesengsaraan?

Semua itu memang nampak sekali pada kehidupan masyarakat. Tetapi siapakah yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan tersebut? Jelaslah pemerintah. Lalu apakah artinya pembangunan yang direncanakan dan di laksanakan pemerintah saat ini? Siapakah yang menjadi korban dari semua itu? Tentulah masyarakat.

Pembangunan saat ini hanya dipenuhi dengan berbagai proyek. Yang lebih miris, banyak sekali proyek yang dilaksanakan, tetapi hampir tidak ada yang dapat mencerdaskan seorangpun. Lalui bagaimana dengan SDM di Kalteng sendiri terutama dari masyarakat lokal? Apakah masyarakat layak menjadi korban dari berbagai proyek pembangunan ”menara Gading”?

Tentunya tidak ada satupun yang berharap sesuatu yang buruk. Tetapi ada baiknya beranjak dari suatu harapan dan mimpi dan melihat kenyataan yang ada. Masyarakat sendiri memiliki berbagai persoalan yang harusnya diperhatikan oleh pemerintah, dan bukan untuk ditindas (baik secara sadar maupun tidak sadar). Pemerintah haruslah memperhatikan keberadaan dan memihak masyarakat, jang bersombong ria dan mengambil keuntungan di atasnya.

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar